Kamis, 04 Desember 2014

Magang dan Kompetensi

Bagi mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya, magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar sarjana. Tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi mengakibatkan proses magang menjadi sangat penting untuk ke depannya.
Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih spesifiknya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengalaman magang, suka dan duka, serta manfaat magang itu sendiri, saya telah mewawancarai beberapa orang yang telah mengetahui bagaimana rasanya magang, khususnya mahasiswa Untar.
1.      Steven Paulinus (Advertising)


Steven Paulinus yang kerap dipanggil Paupau ini bermagang di tempat Kawan Lama, Puri Kembangan. Pengalaman yang Paupau rasakan selama magang sangat seru. Lewat magang, ia menjadi mengerti bagaimana nanti di dunia kerja ke depannya. Menurut Paupau, keuntungan magang yaitu dapat menambah relasi sehingga tidak sulit dalam mencari pekerjaan. Selain itu, dengan bermagang ia dapat menambah penghasilan lewat gajihnya. Namun menurutnya magang juga memiliki duka, yaitu waktu liburan terpakai dengan kegiatan magang yang cukup melelahkan.
2.      Meliana (Jurnalistik)

Meliana bermagang di bagian produksi siaran TV. Posisi yang ia duduki adalah PA (Production Assistant). Lewat magang, Meliana mendapatkan ilmu yang belum pernah didapatkan saat kuliah. Tetapi di sisi lain, ia juga merasakan duka selama bermagang. Setiap hari harus pulang hingga larut malam, sehingga dengan terpaksa ia harus menyewa tempat kos di dekat tempat magangnya. Meliana menyarankan kepada mahasiswa yang sedang magang agar mereka memiliki hubungan dekat dengan semua orang, sehingga kita dengan mudah mendapatkan pelajaran-pelajaran baru dari para crew.
3.      Trya Wahyudha (Public Relation)


Saat pertama kali Nyoman bermagang, yang ia rasakan adalah kebimbangan. Nyoman tidak mengetahui apa yang harus ia lakukan karena ia belum memiliki background dunia kerja. Namun seiring berjalannya waktu, ia dapat mengerjakan sesuai dengan kemampuannya dan dapat menyesuaikan lingkungannya. Menurut Nyoman, lewat bermagang, ia lebih siap untuk bekerja karena memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak. Selain itu, ia mendapat banyak relasi sehingga nantinya lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Nyoman menyarankan kepada mahasiswa yang masih magang, agar mencari tempat magang yang nyaman, dan tidak menuntut penghasilan setiap bulan, karena kita magang untuk mencari ilmu, bukan mencari materi.
LINSYE LINORI TANAMA (915130011)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda