Magang
dan Kompetensi
Bagi
mahasiswa tingkat akhir, pasti kalian sangat akrab dengan kata magang. Ya,
magang memang merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar
sarjana. Tuntutan dunia kerja yang semakin tinggi mengakibatkan proses magang
menjadi sangat penting untuk ke depannya.
Masalah magang telah diatur dalam Undang-Undang No.
13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21 – 30. Dan lebih
spesifiknya diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no.
Per.22/Men/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.
Dalam Peraturan Menteri tersebut, Pemagangan
diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja yang diselenggarakan
secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung di bawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih
berpengalaman dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan, dalam
rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengalaman
magang, suka dan duka, serta manfaat magang itu sendiri, saya telah
mewawancarai beberapa orang yang telah mengetahui bagaimana rasanya magang,
khususnya mahasiswa Untar.
1.
Steven
Paulinus (Advertising)
Steven Paulinus yang kerap dipanggil Paupau ini
bermagang di tempat Kawan Lama, Puri Kembangan. Pengalaman yang Paupau rasakan
selama magang sangat seru. Lewat magang, ia menjadi mengerti bagaimana nanti di
dunia kerja ke depannya. Menurut Paupau, keuntungan magang yaitu dapat menambah
relasi sehingga tidak sulit dalam mencari pekerjaan. Selain itu, dengan
bermagang ia dapat menambah penghasilan lewat gajihnya. Namun menurutnya magang
juga memiliki duka, yaitu waktu liburan terpakai dengan kegiatan magang yang
cukup melelahkan.
2.
Meliana
(Jurnalistik)
Meliana bermagang di bagian produksi siaran TV.
Posisi yang ia duduki adalah PA (Production Assistant). Lewat magang, Meliana
mendapatkan ilmu yang belum pernah didapatkan saat kuliah. Tetapi di sisi lain,
ia juga merasakan duka selama bermagang. Setiap hari harus pulang hingga larut
malam, sehingga dengan terpaksa ia harus menyewa tempat kos di dekat tempat
magangnya. Meliana menyarankan kepada mahasiswa yang sedang magang agar mereka
memiliki hubungan dekat dengan semua orang, sehingga kita dengan mudah
mendapatkan pelajaran-pelajaran baru dari para crew.
3.
Trya
Wahyudha (Public Relation)
Saat pertama kali Nyoman bermagang, yang ia rasakan
adalah kebimbangan. Nyoman tidak mengetahui apa yang harus ia lakukan karena ia
belum memiliki background dunia kerja. Namun seiring berjalannya waktu, ia
dapat mengerjakan sesuai dengan kemampuannya dan dapat menyesuaikan
lingkungannya. Menurut Nyoman, lewat bermagang, ia lebih siap untuk bekerja
karena memiliki pengalaman kerja yang lebih banyak. Selain itu, ia mendapat
banyak relasi sehingga nantinya lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Nyoman
menyarankan kepada mahasiswa yang masih magang, agar mencari tempat magang yang
nyaman, dan tidak menuntut penghasilan setiap bulan, karena kita magang untuk
mencari ilmu, bukan mencari materi.
LINSYE LINORI TANAMA (915130011)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda